Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi
Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirraahiim.
Ikhwah fillah rahimaakumullah.
Sesungguhnya saya sudah mempersembahkan
apa yang saya miliki untuk dunia saya berupa konsultasi pajak secara gratis di
blog saya ini. Tetapi kemudian saya berpikir apa yang saya persembahkan untuk
akhirat saya? Maka saya putuskan untuk membuat halaman ini untuk Anda yang
semuanya berkisar tentang dunia tarbiyah, liqo, dan dunia dakwah lainnya.
Ini bukanlah ajang untuk sok-sokan,
tentu karena saya takut amal ini menjadi debu nanti di akhirat sana. Jikalau
ada permasalahan tentang dunia itu bisalah kita berbagi. Tentu juga peran saya
di sini bukanlah peran sebagai seorang kyai, murabbi, atau habaib mumpuni yang
bisa menjawab segala permasalahan itu dengan taktis dan penuh manfaat. Tetapi
saya berusaha untuk sharing dengan pengalaman dan pengetahuan yang
ada pada diri saya.
Maaf tiada terkira bahwa di sini
bukanlah ajang untuk berbantah-bantahan. Sungguh saya menjauhinya, Insya Allah
dan saya hanya akan menjelaskan secukupnya saja, bila diperlukan.
Oh ya ada sebuah artikel
menarik yang saya kutip dari blog: embuntarbiyah yang
dikutip pula dari masalah izzat. Semoga bermanfaat.
Tarbiyah
saat ini telah menjadi sebuah fenomena tersendiri di bumi khatulistiwa ini.
Terbukti dengan maraknya kajian keislaman yang diadakan hamper di seluruh
tempat terutama di lingkungan yang isinya orang-orang yang ‘makan bangku’
pendidikan.
Di tengah kehidupan yang serba
hedonisme dan cenderung bergaya ‘westlife’ ini kehadiran Tarbiyah bagaikan
setetes embun di tengah kering dan gersangnya hidup. Apalagi invasi pemikiran
yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam lewat berbagai cara telah berhasil dan
sangat mewarnai kehidupan bangsa kita yang mayoritas adalah muslim. Karenanya
sebagai khairu ummah kita harus melawannya dengan cara yang sama. Seluruh
potensi yang kita miliki harus dioptimalkan. Dan pondasi awal untuk bisa
mengoptimalkan potensi Al-Insaan yang ada dalam diri kita adalah Tarbiyah.
Pentingnya Tarbiyah
Tarbiyah sangat penting sebagai
imunitas dalam menghadapi serangan musuh, selain sebagai sarana penguat aqidah.
Karena Tarbiyah adalah sebuah sarana untuk membentuk pribadi dambaan ummat
hingga mampu membentuk komunitas Islami menuju terwujudnya kembali sebuah peradaban
ideal.
Tarbiyah yang merupakan sebuah
kemestian, keharusan bagi pada da’I Islam memiliki karakteristik tersendiri
yang menjadikannya ‘begitu indah’. Rabbaniyah, sebagaimana
karakter Islam itu sendiri, Tarbiyah pun bersumber dan bertujuan hanya kepada
Allah. Lalu tadaruj atau bertahap.
Dakwah adalah sebuah proses dan tahapan, sehingga Tarbiyah pun dilakukan dan
berjalan secara bertahap, step by step, sehingga tidak memberatkan dan
memaksakan meski juga tidak ringan. Selain itu dalam Tarbiyah juga berlaku tawazun alias seimbang .
Artinya menempatkan segala sesuatu pada haknya. Dan juga syaamil atau
universal, menyentuh seluruh lini dan sisi kehidupan. Karena Tarbiyah sebagai
pondasi dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamiin –‘memanusiakan’ manusia. Terakhir
dalam tarbiyah tidak mengenal kata cukup atau berhenti, ia berkesinambungan
(istimror) sepanjang hidup. Atau yang disebut life
education
alias Tarbiyah madal hayah
Proses Tarbiyah
Tarbiyah dalam prosesnya dapat
dilakukan minimal dengan tiga pendekatan; idealis, taktis, dan operacional.
Pendekatan idealis adalah jalan bagi
pada da’i Islam, tidak ada jalan lain karena jalannya adalah jalan tarbawi yang
memiliki tiga karakter mendasar.
Pertama, sulit tapi hasilnya
berkualitas.Proses tarbiyah ibarat menanam pohon jati, senantiasa harus dijaga
dan diperlihara sehingga akarnya tetap kuat dan tidak goyah diterpa badai dan
angin kencangn. Karenanya jalan Tarbawi merupakan proses pembentukan pribadi
dambaan. Kedua, proses yang panjang tapi terjaga
kemurniannya. Dakwah adalah jalan panjang yang tidak hanya dilalui oleh satu
generasi. Akan tetapi, meski terkadang untuk mencapai target dan sasaran
tertentu harus melalui sekian banyak generasi, Asholah-nya tetap terjaga
dan hammasah tetap terpelihara.
Tarbiyah membentuk pribadi telah yang teruji dengan panjangnya mata rantai
perjalanan dakwah serta pribadi yang tak kekang karena panas dan tak lapuk
karena hujan. Ketiga, lambat tapi hasilnya
terjamin. Dakwah ibarat kompetisi dan bukan perlombaan, untuk itu diperlukan
kesabaran dan keuletan dengan ’staying power untuk mencapai target dan sasaran
dengan kualitas terjamin. Kompetisi memang terlihat lama dan lambat, akan
tetapi potensi dan tenaga terdistribusi secara kolektif dan perpaduan kerjasama
terarah secara baik untuk memberikan sebuah jaminan kesuksesan di akhir
kompetisi. Watak perjalanan dakwah yang lamabat harus dilihat dari proses dan
tahapannya, bukan dari perangai para pelakunya (okum da’i), karena perangai
yang lambar adalah sebuah kelalaian. Dan salah satu jaminan dari proses
tarbiyah adalah lahirnya kepribadian yang integral, tidak mendua, dan tidak
terbelah, yang akan tampak sejauh mana keterjaminannya bila dihadapkan oleh
situasi dan kondisi yang menguji integritas kepribadiannya.
Setelah
ketiga faktor idealis di atas terelisasi dengan baik, maka langkah berikutnya
adalah memetaka langkah-langkah taktis, untuk menyeimbangkan luasnya medan
dakwah dengan jumlah kader serta menyelaraskan dukungan massa dengan potensi
Tarbiyah.
Terakhir
adalah langkah strategis, dan dalam hal ini yang paling penting dalam sebuah
perjalanan dakwah adalah fokus untuk menyusun barisan kader serta untuk
menghindari terjadinya ”lost generation”, perlu dirumuskan strategi untuk
membina kader-kader baru.
Penutup
Saat
terjadi gelombang pemurtadan yang luar biasa di masa Abu Bakar RA., di
sepertiga jazirah Arab yang selamat kader dakwah di wilayah itu dijaga dan
dipelihara. Lalu pembinaan terhadap kader-kader batu yangkebanyakan adalah
tawanan perang Riddah terus dijalankan hingga masa Umar bin Khattab RA. Pada
saat perang Qadisiyah, kader-kader baru yang dibina mayoritas berada di garis
terdepan bahkan tak jarang di antaranya kemudian terkenal sebagai panglima dan
komandan pasukan Islam. Dan itulah hasil Tarbiyah (QS. Ali Imran:146)
sumber: majalah Al Izzah September
2002
Ikhwatifillah, jazaakallaah telah
berbagi.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi
Wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar